-->

Best Practice Pembelajaran Penjaskes SMK

Best Practice, Ini merupakan salah satu penilaian yang dituntut oleh tim penilai pada saat lomba guru berprestasi. kegiatan best bractice adalah suatu pelaporan dari kegiatan pengalaman pembelajaran yang paling baik yang pernah dialami oleh seorang guru peserta lomba gurpres. biasanya laporannya dilihat dari sistematika penulisan, bentuk kegiatannya serta kebermanfaatannya. di bawah ini adalah contoh best practice di bidang Penjaskes SMK.


Proses Penyusunan Laporan Best Practice

Beberapa langkah atau tahapan yang harus ada dalam laporan best practice akan dijelaskna secara rinci dalam penyusunan Laporan best prcatice ini. Berikut adalah langkah-langkahnya :


Membuat Halaman Pengesahan 

Kata Pengantar

Perkembangan budaya dan tekhnologi saat ini sudahlah sangat maju dan semakin canggih. Hal ini membuat masyarakat menjadi nyaman dan santai. Hampir semua aktivitas keseharian manusia sudah bisa diakses dan dilaksanakan dengan cara yang efektif dan efisien. terkadang, tanpa harus berajak dari tempat duduk saja, semua urusan bisa diselesaikan.

Akan tetapi, kita semua harus tetap menyadari bahwa raga kita adalah kumpulan atau seperangkat otot yang memerlukan latihan (practice) atau gerak (move). Tubuh yang memiliki kualitas gerak yang rendah (Less moving) akan menjadi semakin tdak terlatih bahkan cenderung melemah secara fungsi dan melemah secara porsi. maksud melemah secara fungsi adalah rendahnya kualitas gerak yang dimiliki oleh tuuh kita. sebagai contoh, untuk anak usia 8 sampai 11 tahun, umumnya anak pada usia tersebut haruslah mampu melakukan gerakan mencium lutut atau menyentuh ibu jari dengan posisi jongkok, akan tetapi kebanyakan anak-anak saat ini sudah sangat susah melakukan gerakan tersebut karena jarang terlatih (kompas, edisi minggu, 21 Februarai 2018).

Kecenderungan manusia saat ini, terutama anak-anak adalah lebih banyak menghabiskan waktunya dengan memegang androitnya masing-masing, baik sekedar chatt dengan teman atau bahkan bermain game yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam. kondisi seperti inilah yang membuat anak-anak jaman sekarang (jaman now) menjadi manusia yang lemah secara fisik. Anak-anak sekarang sudah jarang mau melakukan lari pagi, olahraga atau bahkan bermain sepakbola dengan teman sebayanya di daerahnya masing-masing.

Hal ini senada dengan tulisan Prof. Dr. Rusli Luthan (2004:86) yang menyatakan bahwa Konsep pendidikan jasmani yang berlandaskan pada pemahaman pelatihan fisik-biologis berakar pada system Gymnastic (senam) Swedia. Per Henrik Ling memandang perkembangan fisik dapat dicapai melalui gerak yang terpilih denga baik. Ide itu berakar pada pemahaman bahwa badan itu merupakan “mesin”, sebuah instrument, dan gerak dapat menyempurnakan kualitas instrument itu sendiri.
dihalaman lainnya, Luthan menuliskan kembali bahwa ada sebuah konsep yang mengusung Pendidikan melalui gerak (pedagolistic).
Asal konsep ini berasal dari asumsi dasar bahwa gerak merupakan medium yang paling baik untuk eksplorasi, komunikasi dan perkembangan pribadi secara umum. Jika pada model pertama orientasi pada adaptasi biologis, maka dalam model kedua ini orientasinya adalah fungsi eksplorasi dan komunikasi dari gerak. Fungsi eksplorasi ini merujuk pada kenyataan bahwa anak khususnya kontak dengan dunianya dan mengeksplorasi serta memperluas dunia mereka melalui gerak. mereka menggerakan dirinya dan memanipulasi lingkungannya. Fungsi komunikasi merujuk pada kenyataan bahwa manusia dapat beromunikasi dan belajar peranan social melalui gerak dan bermain. Kerangka utama filosopi ini adalah fenomenologi, pedagogi hermenetik dan psikologi humanistic.

Dari uraian diatas, betapa besar manfaat gerak bagi kita, terutama bagi anak-anak kita supaya mereka mampu mengenal lingkungannya serta mampu berkomunikasi dengan wilayah sosialnya melalui gerakan-gerakan atau permainan-permainan yang mengajarkan peran. Dengan ini pula, pelajaran Penjaskes di sekolah menjadi sangatlah penting untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan pengetahuan dari pentingnya gerak bagi tubuh yang berfungsi sebagai mesin bagi manusia itu sendiri.


Daftar Isi
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Fokus Best Parctice
C. Tujuan
D. Manfaat
Bab II. Pelaksanaan
A. Deskripsi dan Ruang Lingkup Best Practice
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Best Practice
C. Hasil yang Dicapai
D. Nilai Penting dan Kebaruan Best Practice yang telah dilaksanakan
E. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
F. Tindak Lanjut
BAB III Simpulan Dan Saran
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Menyusun Laporan Perbab

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biasanya, siswa yang telah memilih sekolah di SMK biasanya memiliki orientasi untuk bekerja pasca mereka lulus sekolah. Siswa yang memiliki motivasi ini biasanya mempunyai daya belajar tinggi saat mereka mengikuti pelajaran-pelajaran vocasional (kejuruan) dan terlihat lebih santai saat jam pelajaran diluar itu. Para siswa menajamkan kemampuan pada pelajaran kejuruan dengan harapan mereka bisa menyerap ilmunya supaya mempermudah mereka saat bekerja kelak. Bagi penulis, hal demikian tidaklah salah, bahkan bisa dikatakan masuk akal dan sah-sah saja. akan tetapi, kita semua harus menyadari bahwa ada salah satu persyaratan mutlak bagi para pencari kerja di perusahaan dalam menerima calon karyawannya, yakni tingkat kebugaran.

Tingkat kebugaran tidaklah sama dengan sehat. Jika makna sehat disini adalah terbebas dari penyakit dan cacat, maka itu tidaklah cukup. Makna tingkat kebugaran adalah kondisi tubuh yang berada beberapa level di atas sehat.

Jika hanya sehat, belumlah tentu mampu melakukan gerakan-gerakan cepat dan lincah. belum tentu pula bertahan pada kondisi tertentu. akan tetapi, jika sudah bugar, maka senantiasa akan bisa melakukan gerkan dan bertahan dalam ujian atau tugas yang diberikan.

Akan tetapi, sangat disayangkan pada kenyataan yang ada. siswa SMK saat ini hamper sama dengan kondisi anak-anak (siswa) pada umunya, baru sebatas taraf sehat, belum mengarah pada tahapan bugar. Hal ini memang dipengaruhi kuat oleh kemajuan jaman. baik kemajuan tekhnologi, budaya bahkan tingkat social yang meningkat. anak-anak sekarang lebih cenderung mengisi waktu luangnya dengan dunia mereka sendiri, baik itu dengan telepon genggamnya (androit) atau bahkan hanya dengan duduk-duduk saja tanpa akitvitas fisik yang banyak.

Disadari atau tidak, siswa saat ini enggan berkeringat atau capek. Mereka lebih memilih kegiatan-kegiatan yang less fisic. Akibatnya adalah, kualitas gerak siswa menjadi berkurang, daya tahan fisik menjadi lemah serta kurang terlatihnya otot-otot tubuh mereka karena kurang gerak.

B. Fokus Best Practice

Yang akan menjadi fokus pemikiran penulis pada best practice ini adalah Meningkatkan Porsi Gerak Tubuh Melalui Bantuan Pendidikan Jasmani (Penjas).

C. Tujuan

1. Untuk memotivasi siswa supaya gemar bergerak aktif (berolahraga)
2. Melatih siswa secara Fisik
3. Mengajarkan kepada siswa tentang manfaat berolahraga
4. Meningkatkan kualitas gerak siswa
5. Meningkatkan kualitas fisik lulusan SMKN 4 Metro
6. Menciptakan pola hidup sehat bagi siswa

D. Manfaat
(1) Manfaat Untuk Guru
  • Guru mampu mengarahkan siswa pada peningkatan kualitas hidup
  • Guru mampu memberikan pemahaman positif pada siswa tentang pentingnya bergerak bagi tubuh
  • Guru bisa ikut terlibat dan ikut berlatih Bersama siswa
  • Guru mampu menciptakan siswa didikannya menjadi manusia yang siap bekerja

(2) Manfaat Untuk Siswa
  • Siswa bisa memiliki level atau derajat sehat yang lebih baik
  • Siswa memiliki kebugaran fisik yang bisa berguna saat akan bekerja pasca lulus
  • Siswa mampu membuat jadwal olahraga sendiri sebagai wujud mlatih fisik mereka secara mandiri
(3) Manfaat Untuk Sekolah
  • Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kebugaran jasmani tinggi
  • Sekolah mampu menyiapkan calon tenaga kerja yang siap kerja

(4) Manfaat Untuk Masyarakat
  • Terbentuknya masyarakat yang sehat dan bugar
  • Terbentuknya masyarakat yang sadar akan pentingnya gerak bagi kelangsungan kehidupan
BAB II. PELAKSANAAN

A. Deskripsi dan Ruang Lingkup Best Practice

Nama Kegiatan :
Peningkatan kualitas gerak siswa SMKN 4 Metro melalui kegiatan belajar Penjas

Batan bahan/alat :
Peluit, Lapangan datar, absensi siswa, Stopwatch, Corn sepak bola (corong)

Batasan-batasan :

Kegiatan ini dibatasi pada kegiatan physical fitness selama 10 s/d 15 menit pada setiap jam penjas di kelas X yang disesuaikan dengan kurikulum perubhan kurtilas. Dalam kurikulum 2013 terbaru, betapa kualitas gerak menjadi sangat penting sebagai salah satu factor utama menyiapkan generasi emas bangsa Indonesia.

Hal ini tertuang dalam Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang menyebutkan bahwa Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan, mulai dari kalangan birokrasi, edukasi sampai pada dunia industri. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani masih berjalan belum efektif seperti apa yang diharapkan. Proses pembelajaran pendidikan jasmani masih cenderung bersifat tradisional atau apa adanya.

Orientasi pembelajaran saat ini harus disesuakan dengan tingkat perkembangan siswa, isi dan urutan materi serta cara penyampaian haruslah disesuaikan dengan peserta didik sehingga pendidikan jasmani dapat menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran jasmni lebih diutamakan pada perkembangan kepribadian siswa bukan saja pada aspek pengembangan keterampilan psikomotor semata. Hal ini sesuai dengan definisi dari pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan psikomotor, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan beajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif seluruh peserta didik. Adapun tujuan dan fungsi dari proses pembelajaran pendidikan jasmani adalah :


1. Tujuan :
  • Meletakan dasar karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
  • Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.
  • Menumbuhkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratisasi melalui aktivitas jasmani.
  • Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, renang dan pendidikan luar kelas (outdoor education).
  • Mengembangkan keterampilan untuk menjaga diri sendiri dan orang lain.
  • Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, prestasi dan pola hidup sehat.
  • Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
  • Menumbuhkan sikap berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Fungsi :

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan dari aspek di bawah ini.
  • Aspek organik
  • Asek neuromuskular
  • Aspek persptual
  • Aspek kognitif
  • Aspek sosial
  • Aspek emosional

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Best Practice

Pada tahap pelaksanaan kegiatan best practice, guru melakukan kegiatan pengenalan istilah gerak tubuh pada siswa saat mengajar. siswa diarahkan pada satu pemikiran yang sama, yakni tubuh memang benar-benar harus digerakan. siswa harus memahami terlebih dahulu dasar pemikiran utama dari keutamaan gerak. mulai dari geakan ringan sampai pada tahap gerakan yang agak berat.

Kegiatan kesatu

Pada pertemuan awal-awal, siswa lebih difokuskan padda kegiatan lari ringan selama kurang lebih 5 menit saja. siswa akan merasakan capek meskipun hanya berlari selama menit. akan tetapi, ebelum melakukan gerakan lari trsebut, terlebih dahulu siswa harus melakukan pemanasan (warming up) untuk memperiapkan seluruh ototnya bekerja.

Di beberapa pertemuan selanjutnya, yaitu pertemuan ketiga sampai pertemuan ke empat, porsi latihannya ditingkatkan, dengan durasi yang ditambahkan yakni menjadi 10 menit. siswa selama 10 menit diajak untuk tetap bergerak berupa lari ringan dan jika sudah tidak mampu berlari ringan, siswa (terutama siswa putri) diperbolehkan berjalan kaki supaya tetap terus gerak. Tahap selanjutnya, pada pertemuan kelima dan seterusnya, siswa diarahkan dan dibimbing untuk berlari ringan secara stabil selama 12 menit.

Apa makna dari lari yang bertahap tersebut?
Makna peningkatan yang dilakukan adalah sebuah wujud penyesuaian beban kerja terhadap kesiapan tubuh manusia. beban yang berat sekalipun, jika sudah biasa dilakukan akan terasa ringan karena biasa. Istilah karena biasa artinya, seluruh komponen otot dan sendi tubuh kita sudah memiliki tingkat toleransi terhadap beban kerja yang dilakukannya, tidak mengejut atau mendadak apalagi otot terkagetkan sehingga hal ini rentan memberikan dampak fisik dan psikologi yang negative. Dampak negative terhadap fisik adalah cedera, atau trauma. sedangkan dampak psikis yang dialami biasanya adalah rasa kaget akan perubahan denyut jantung yang tidak berirama.

Pemberian jenis beban yang berbeda juga addalh sebagai wujud pengukuran kemampuan fisik para siswa. Tidak semau siswa memiliki kualitas fisik yang sama. Allen W Burton dan Daryl E Miller (1998:5) menyebutkan bahwa banyak Teknik pengkuran kemampuan gerak selalu dipertanyakan”kenapa”, jawabannya adalah tidak semua manusia memiliki kualitas gerak yang sama (Not does a person move in a particular way), pengukuran kualitas gerak secara spesifik paling sedikit memiliki lima tujuan utama, yakni :
  • Untuk memberikan kategori atau identitas kemampuan gerak
  • Untuk merencanakan program latihan lebih lanjut
  • Untuk mengevaluasi hasil latihan yang dilakukan
  • Untuk meningkatkan pola gerak ssuai dengan tujuan yang diinginkan, serta
  • Sebagai bahan prediksi.
Kegatan kedua
 
Kegiatan lain dalam proses peningkatan gerak adalah dengan melakukan pengukuran denut nadi para siswa. Dari denyut nadi ini siswa akan mampu dilihat kualitas geraknya, kualitas cardiovaskulernya serta mungkin tekadnya.
Dari hasil tes denut nadi maksimal (DNM) masing-masing siswa, penulis memiliki rekaman kemampuan dan tingkat kelelahan dari masing-masing siswa. Cara menukur DNM adalah dengan melakukan :
  • Cek denyut nadi siswa selama 1 menit sebelum melakukan aktivitas, catat
  • Cek kembali saat siswa selesai melakukan aktivitas (langsung) , catat
  • Bandingkan rentang perbedaannya.

C. Hasil yang Dicapai
Dari rangkaian kegiatan diatas, pada semester awal siswa sekolah di SMKN 4 Metro, terlihat adanya kualitas gerak pada sebagian besar siswa. Hal ini terlihat dari jarangnya siswa yang mengluh capek saat sedang belajar materi kejuruan, selalu siap saat harus mlakukan praktek di jurusannya masing-masing serta siswa yang ijin tidak masuk sekolah karena sakit sangat sedikit.


D. Nilai Penting dan Kebaruan Best Practice yang telah dilaksanakan
Nilai terpenting dari kegiatan ini adalah, siswa memiliki fisik yang bugar. kualitas dan kuantitas gerak akan memberikan dampak positif terhadap tujuan awal siswa masuk SMK, yakni siap kerja. Proses ini membantu siswa untuk lebih memiliki nilai jual saat mereka kelak mendaftar di perusahaan yang mereka inginkan, paling tidak siswa alumni SMKN 4 Metro memiliki keakapan gerak yang sebanding dengan dengan nilai produktivitas perusahaan.

E. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
  • Ini dilaksanakan selama beberapa menit di jam pelajaran penjas, sehingga hamper seluruh siswa bisa ikut kegiatan
  • Program ini masuk dalam proses belajar, setidaknya siswa akan ikut dengan alas an ingin mendapatkan nilai
  • Siswa yang jadi prioritas kegiatan ini adalah kelas X, sehingga mereka masih semangat dalam mengikuti proses belajar.
2. Faktor Penghambat

  • Pengarus gender (jenis kelamin). Siswa terutama putri masih berfikiran bahwa olahraga hanya untuk laki-laki
  • Siswa lebih cenderung bemain game dari pada bergerak aktif
  • Rasa malas berkeringat
F. Tindak Lanjut

Rencana tindaklanjutnya adalah dengan lebih mengefektifkan program melalui system pengelolaan yang baik (organize) dan diharapkan kegiatan ini dapat diberikan pada semua jenjang kelas sebagai bentuk tanggung jawab guru penjas dalam menyiapkan generasi bangsa yang kuat dan sehat.


BAB III. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kegiatan manusia sangatlah wajib untuk di dukung oleh kualitas tubuh yang baik. peningkatan kualitas otot tubuh tidak terjadi secara otomatis dalam penyesuaian otot. Hal ini harus sengaja dilakukan dengan memilih jenis gerakan yang tepat, porsi yang pas serta pada awalnya harus dipaksa.
kekurangan gerak akan berakibat melemahnya sejumlah otot pada tubuh kita, sehingga menyebabkan kurang energik dan tidak memiliki daya tahan (tingkat kebugaran) yang baik. siswa yang akan meneruskan cita-citanya untuk bekerja akan memerlukan tingkat kebugaran yang baik. Hal ini akan memberikan nlai plus bagi siswa itu sebdiri saat di tes oleh pihak dunia industry atau dunia usaha (DU/DI)

B. Saran

Teruslah bergerak demi meningkatkan kualitas fisik dan kualitas hidup.

Mencantumkan Daftar Pustaka


DAFTAR PUSTAKA
  1. Lutan, Rusli. 2004. Olahraga, Kebijakan dan Politik. Sebuah Analisis. Direktorat Jenderal Olahraga. Jakarta
  2. Burton W, Alley, dkk. 1998. Movement Skill Assesment. Human Kinetics. United States
  3. Coakley, Jay. 1986. Sport in Society. Times Mirror/Mosby. United States Of America
  4. Muhajir. 2013. Pendidikan Jasmani Untuk Kelas X. Erlangga. Bandung






5 Responses to "Best Practice Pembelajaran Penjaskes SMK"

  1. Bagus..pada saat ini sangat di perlukan adanya perbaikan kualitas or untuk anak didik kita... Boleh dong di jadikan pdf,boleh ya di copy

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan di kopi paste, saran dan masukannya di tunggu ya dan untuk file pdf nya insya Alloh segera menyusul

      Delete
  2. Trimakasih pencerahannya, sangat membantu sebagai jendela dunia karya ilmiah guru, semoga dicatat aebagai amal jariyah

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel